Day 3 – 5 Januari (Kumaha Damang Singapura?!)
Kami
ke Singapura kali ini bukan untuk berkunjung sebagai turis atau semacamnya.
Kami di sini hanya untuk transit ke tujuan negara pertama kami yaitu Vietnam.
Tapi, transit kami di Singapura memakan waktu 15 jam. Apa masih bisa disebut
transit kalau 15 jam? Haha. Karena waktu transit yang begitu lama, tentu kami
tidak mau kehilangan momen indah di Negara Singa ini dong! Jadilah kami
memutuskan besok untuk ikut tour gratis
bagi para transit-er persembahan dari Changi
Airport. Tour gratis tersebut
menawarkan para transit-er untuk berkeliling-keliling negara super modern ini.
Jadwal tour paling pagi yaitu jam 9
dengan pendaftaran paling akhir jam 8 waktu Singapura.
Semalam
kami sampai di Singapura pukul 22.00 waktu Singapura. Setibanya di Changi Airport, otomatis kami cari
informasi tentang tour gratisnya dong! Mas Gasa yang super detail bin rinci ini
akhirnya menemukan jawaban yang pasti. “Jangan ikut tour gratis deh,” katanya sambil
sibuk dengan gadgetnya. ‘Lhoh, kan ini kesempatan dalam kesempitan yang harus
dijalankan!’ pikirku tak terima.
“Kita
kan flight jam 1, dan harus siap-siap check-in jam 11, nah di sini
keterangannya kalau mau ikut tour gratis sebaiknya flight lanjutannya yang jam
2. Resikonya tinggi kalau kita maksain ikut tour gratis,” jelasnya kemudian.
“Yaaaah,
nggak bisa liat Patung Merlion doong! Mbake
iki pengen foto di Merlion looh,” ujar Mbak Fiyya yang turut kecewa.
“Ya
untuk mensiasati itu, kita jalan-jalan sendiri aja,” jawab Mas Gasa.
“Oke,
okee!” seruku kegirangan. Karena Mas Gasa satu-satunya orang yang sebelumnya
pernah berwisata ke Negeri Singa ini, dialah tour guide kami untuk menuju Patung Merlion.
Sebelum
pagi menjelang, kami memutuskan untuk tidur di ruang tunggu bandara. Hawa dingin
Changi Airport ini berasa musim
dingin di Jepang. Kami berenam sudah kehabisan akal supaya tidak menggigil
kedinginan. Jaket-jaket tebal sudah dipasang, tetap saja dingin, tapi rasa
kantuk mengalahkan dinginnya AC Changi Airport ini. Kalau aku sudah tidur bisa
dipastikan mati rasa, jadilah aku tetap tidur nyenyak sampai pagi meskipun pada
saat bangun kulit terasa kering keriput karena kedinginan.
Pagi
hari sebelum subuh kami meninggalkan Changi
Airport dan menuju Masjid Sultan di daerah Bugis Street. Sesampainya di Stasiun Bugis, kami agak kesulitan
mencari Masjid Sultan. Alhasil, kami harus jalan-jalan muter terlebih dahulu untuk sampai di tujuan, haha. Rupanya jamaah salat
subuh di masjid telai usai, sehingga kami melakukan salat subuh berjamaah sendiri
dengan khusyuk. Usai salat kami sempatkan berfoto di depan masjid (mumpung
suasanya sepi-sepi syahdu, hehe).
Sepertinya
tingkah dan percakapan kami saat berfoto didengar oleh beberapa orang di
masjid, sehingga ada sosok mas-mas yang menyapa kami dan bertanya dari mana kami
dan bla, bla,bla. Ternyata mas itu orang Batam yang juga transit di Singapura
untuk melanjutkan perjalanan ke Hongkong. Saat kami di tanya tujuan kami
selanjutnya apa, sontak Mbak Fiyya langsung menjawab “Merlion,” dengan khas
bahasa Jawa Timurnya.
“Ooh,
Merlaiyen,” jawab Mas itu memperjelas pronouncation-nya.
Aku sontak berbalik badan dan tertawa geli.
“Nah,
itu maksudnya!” terang Mbak Fiyya. Kemudian ia melanjutkan percakapannya
sejenak dan kemudian berpamitan. Sebelum kami melanjutkan perjalanan ke
Merlion, kami sengaja mengisi perut kami yang dari semalam hanya terganjal
pangkuan tas kami. Di depan area masjid rupanya banyak makanan halal dan
kami ingin mencobanya. Sesampainya di
depan rumah makan, sepertinya harga menu makanannya kurang sesuai dengan isi
kantong kami.
“Aha!
Tadi kan di jalan kita mau ke sini ada warung halal juga yang harganya cuma 3
SGD (Singapore Dollar). Ke sana aja yuk! Nggak jauh dari sini kok tadi
kayanya,” ajakku. Beruntung deh tadi kami sempat nyasar muter-muter dulu
sebelum sampai di Masjid, jadi tau ada warung yang lebih murah kan, haha.
“Masa?
Cuma 3 Dollar? Nggak salah lihat po
Han? Kok kayanya tadi aku liat 8 Dollar?” ujar Mas Hengki menanggapi.
“Nggak
Mas, tadi sepenglihatanku 3 Dollar sih Mas, coba kesana dulu deh hehe,” ucapku
kemudian.
“Ya
udah, kita coba ke sana dulu aja, nanti kalau ternyata 8 Dollar, ya kita balik
ke sini aja,” ucap Mbak Rias.
Sesampainya
di tempat makan yang kami maksud, ternyata memang benar harga makanannya hanya
3 SGD. Alhamdulillah rezeki anak saleh!! Haha. Dengan semangat kami memasuki
warung tersebut. Kami disambut oleh ibu india yang sepertinya belum siap untuk
melayani tamu sehingga dia memanggil karyawannya yang berparas melayu.
Saat
kami akan memesan, harga menu di dalam tidak ada yang seharga 3 SGD. Nah Loh?
Kami mulai bingung, menu yang dihargai 3 SGD di depan warung, saat di dalam menjadi
9 SGD! Sepertinya pegawai ini memahami kegelisahan kami, sehingga dia
menawarkan menu dengan harga promo persis dengan yang ada di depan. Naah, gitu
dong Pak! Setelah beberapa kali bercakap-cakap dengan pak pegawai, timbul rasa
aneh terhadap bapak itu. Dari bahasanya, sepertinya dia bukan orang melayu.
“Bapak
orang mana?” tanyaku ingin membongkar rahasia.
“Saya
dari Karawang, Neng,” ucapnya sedikit malu.
“Ya
Allah Bapak! Kita sama-sama dari Indonesia Pak,”ujarku senang. “Kumaha damang Singaparna
Pak? Eh, Singapura maksudnya, hehehe,” candaku. “Sudah berapa lama Pak di sini?”
“Baru sebulan,” jawab Bapak ini singkat. Bapak ini tergolong pendiam,
beliau sedikit malu-malu untuk berkomunikasi dengan kami. Entah itu rasa malu,
sungkan, atau rasa yang dulu pernah ada (ups! :p). Atau mungkin memang warung di
sini memiliki aturan untuk tidak banyak berbicara dengan para konsumen,
entahlah! Yang jelas silaturrahmi sesama warga Indo masih terjaga dengan adanya
saling sapa ya Pak, hehe.
#TIPS 3 :
- Pastikan berapa lama waktu transit. Manfaatkan seluruh fasilitas airport untuk membunuh waktu menunggu yang cukup lama.
- Khusus bagi yang transit di Singapura selama kurang lebih 6 jam, Changi Airpot memberikan penawaran yang sangat menarik yaitu Free Singapore Tour selama 2 jam 30 menit. Asyiik kaan?! Untuk lebih lengkapnya silahkan baca link http://www.changiairport.com/en/airport-experience/attractions-and-services/free-singapore-tour.html
Komentar