Pandangan Pertama
Inilah teman saya, yang akan saya ceritakan dalam kisah cinta saya. Teman yang sangat memukau pada pandangan pertama. Kisah ini berawal dari sebuah kawanan dengan satu tujuan yaitu pengabdian. Awalnya saya sangat ingin bergabung dengan kawanan ini. Tapi entah, ketika saya harus melangkah lebih maju, langkah saya terhenti dalam sekejap. Kemudian pupuslah sudah keinginan saya untuk bergabung dengan kawanan itu. Akan tetapi selang berganti musim, kawanan tersebut muncul lagi dalam benak saya, hingga rasa ingin bergabung dengan mereka begitu kuat melanda. Tak lama kemudian hati saya tergugah kembali untuk bergabung dalam dunia mereka. Yah, sebuah dunia pengabdian. Dunia penuh ketulusan, dan tanpa pamrih. Berawal dari sinilah kisah cinta itu tercipta.
Malam begitu cerah menerangi langit penuh bintang. Kawanan pengabdi siap berbondong menuju teman kecil penuh kasih. Ini adalah hari dimana pelantikan pengabdi kedua akan siap mencurahkan ketulusan pada teman-teman penuh kasih. Saya dan kawanan pengabdi sudah tak sabar ingin bertemu makhluk-makhluk penuh kasih ini disebuah tempat bernamakan papringan. Saya dan sekawanan pengabdi memberikan nama pada mereka yaitu laskar papringan. Dan kamipun telah mempersiapkan persembahan terbaik untuk teman kecil ini. Sebuah drama kecil dengan judul princess mandalika. Meskipun drama ini sebuah drama tentang cerita cinta dan tanpa dasar edukasi, tetapi drama ini memiliki nilai. Sebuah nilai yang berharga. Setiap orang pasti memiliki sebuah mimpi, mimpi dan impian yang sangat tinggi. Untuk itu, jangan ragu untuk memulai bermimpi. Karena dengan sebuah mimpi, kita akan menguasai dunia. Selain menampilkan sebuah drama, kami juga menampilkan sebuah lagu yang khusus dipersembahkan unuk teman-teman kecil kami.


Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah sampai lelah
Sampai engkau meraihnya
Lascar papringan
Tak kan terikat waktu
Bebaskan mimpimu diangkasa
Meraih bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surge
Bersyukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia, selamanya.
Itulah lagu khusus untuk teman kecil kami. Disana saya mengenal seorang anak bernama diaz. Saya akui, dia anak yang sangat berani. Bukan hanya dia saja, hampir semua anak yang saya kenali mereka sangat aktif dan antusias. Saya sangat senang melihat mereka. Mereka adalah sebuah mutiara yang harus dijaga. Mereka seorang teman yang sangat nyaman untuk sandaran dimasa galau. Mereka teman yang dengan senang menguji tingkat kesabaran saya. Mereka teman yang dapat mengubah rasa gundah menjadi sebuah bahagia. Di depan mereka, saya seakan seorang seles yang berhadapan dengan pelanggan. Tapi itu hal yang sangat menarik dan mengasyikkan. Dimana jika saya tidak ramah terhadap mereka, maka enyahlah saya.

Kembali saya bercerita tentang teman kecil saya. Ketika penampilan dari para pengabdi usai, sekarang giliran mereka yang akan tampil. Tanpa ada persiapan sedikitpun, ketika mereka ditanya siapa yang akan maju menampilkan sebuah performance, salah seorang anak kecil langsung berlari mengambil microphone dan langsung menyanyikan lagu. Lagu ini lagu yang asing dan tidak pernah saya dengar sebelumnya. Tapi saya sangat kagum dengan keberaniannya. Tanpa rasa malu ia nyanyikan lagu tersebut sampai ahir, meskipun tak sedikit juga yang mengerti lagu apa yang ia nyanyikan. Dan tak hanya itu, ketika seorang anak perempuan mengambil microphone dan langsung memicrophoni sound hapenya, anak kecil tersebut tak ragu lagi menggelengkan kepalanya dan menggoyangkan badannya. Entah perform apa lagi yang akan mereka tampilkan. Dan tanpa saya sadari, ternyata teman-teman kecil lain ikut maju kedepan dengan gaya seperti teman kecilku yang tadi. Dan saya dibuat tercengang dengan ulah mereka ketika seluruh dari mereka serentak menyanyikan lagu ini. Ini sangat super amazing. Saya suka dengan keberanian dan kekompakan mereka.
Usai dipenghujung acara, kami membuat lingkaran besar untuk memulai proses penutupan acara. Sebelum acara diahiri dengan saling bersalaman. Acara ditutup dengan doa terlebih dahulu. Dan saya dibuat kagum lagi, ketika yang memimpin doa adalah teman kecil saya, dengan bacaan al-fatihah yang sangat merdu. Tak hanya itu, satu diantara mereka juga mendengungkan sholawat nabi yang sangat teramat merdu. Sholawat yang membuat hati saya bergetar. Saya sangat terharu dengan pemandangan tersebut. Sebuah pertunjukan mahal yang belum tentu bisa saya temui di hall-hall besar hotel berbintang. Dibalik keaktifan mereka, terdengar pula lantunan penyejuk hati dan dengungan peredam amarah. Inilah kisah kekaguman pandangan pertama saya pada teman-teman kecilku. Teman yang akan member saya sebuah kekuatan.
Komentar