hasil pengamatan
A.
Latar
Belakang
Alun-alun
Kidul (Selatan) adalah alun-alun di bagian Selatan Keraton Yogyakarta.
Alun-alun Kidul sering pula disebut sebagai Pengkeran. Pengkeran berasal
dari kata pengker (bentuk krama) dari mburi (belakang). Hal tersebut
sesuai dengan keletakan alun-alun Kidul yang memang terletak di belakang
keraton. Alun-alun ini dikelilingi oleh tembok persegi yang memiliki lima
gapura, satu buah di sisi selatan serta di sisi timur dan barat masing-masing
dua buah. Di antara gapura utara dan selatan di sisi barat terdapat ngGajahan
sebuah kandang guna memelihara gajah milik Sultan. Di sekeliling alun-alun
ditanami pohon mangga (Mangifera indica; famili Anacardiaceae),
pakel (Mangifera sp; famili Anacardiaceae), dan kuini (Mangifera
odoranta; famili Anacardiaceae). Pohon beringin hanya terdapat dua
pasang. Sepasang di tengah alun-alun yang dinamakan Supit Urang
(harfiah=capit udang) dan sepasang lagi di kanan-kiri gapura sisi selatan yang
dinamakan Wok(dari kata bewok, harfiaf=jenggot). Dari gapura sisi
selatan terdapat jalan Gading yang menghubungkan dengan Plengkung
Nirbaya.
Alun-alun
Kidul, atau dalam bahasa Indonesia berarti tanah lapang bagian selatan. Tanah
lapang ini adalah bagian belakang dari Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya,
alun-alun kidul ini dibuat untuk mengubah suasana bagian belakang keraton
menjadi seperti bagian depan karena pada dasarnya antara Gunung Merapi, Keraton
Yogyakarta dan laut selatan pulau jawa terbentuk garis imajiner yang
menghubungkan kesatuan tersebut. Agar dari selatan posisi Keraton Yogyakarta
tidak seperti membelakangi laut selatan, maka dibentuklah alun-alun lor.
B.
Persebaran
Sektor Ekonomi
a.
Kuliner
Alun-Alun Kidul
merupakan wilayah di belakang kompleks bangunan Kraton Yogyakarta yang bisa
dijangkau dengan berjalan ke arah selatan dari Sentra Makanan Khas Gudeg
Wijilan. Disimbolkan dengan gajah yang memiliki watak tenang, Alun-Alun Kidul
merupakan penyeimbang Alun-Alun Utara yang memiliki watak ribut. Karenanya,
Alun-Alun Kidul dianggap tempat palereman (istirahat) para Dewa. Dan
jelas kini sudah menjadi tempat ngleremke ati (menenangkan hati) bagi
banyak orang.
Pukul lima sore
adalah awal keramaian Alun-Alun Kidul. Tenda-tenda pedagang mulai didirikan dan
bahan makanan atau minuman yang akan dijajakan pun disiapkan. Begitu gelap,
anda bisa mulai menjajal makanan dan minuman yang dijajakan. Bila berjalan ke
salah satu sudutnya, anda akan menemukan kedai ronde, sebuah minuman
berkomposisi wedang jahe, kacang, kolang kaling dan bulatan dari tepung beras
berisi gula jawa cair yang hangat. Harganya pun cukup murah, hanya sekitar Rp
2.500,00.
Tak jauh dari
penjaja ronde, anda akan menemukan penjual wedang bajigur. Walau tetap
menyuguhkan minuman bercitarasa jahe, namun komposisi minuman itu tetap
berbeda. Kuah wedang bajigur terbuat dari santan kelapa, jahe, bubuk kopi dan
sirup gula jawa. Biasanya, wedang itu diisi irisan roti tawar, kelapa yang
diiris kotak dan kolang-kaling. Kehangatannya bisa menyapu dinginnya malam dan
meramaikan suasana berkumpul anda.
Jika lapar,
anda juga dapat menyantap berbagai hidangan. Bebakaran seperti jagung bakar,
pisang bakar dan roti bakar adalah teman yang tepat jika anda memesan wedang
bajigur. Jagung bakar yang dijual di sini dibakar dengan mentega dan saus
sambal hingga matang namun tak gosong, sementara pisang bakarnya diberi coklat
yang akan melumer jika dibakar. Keduanya benar-benar mampu memanjakan lidah.
Roti bakarnya pun tersedia dalam ragam rasa sehingga mampu menggugah selera.
Pilihan lauk
bila ingin bersantap dengan nasi juga tersedia. Ayam bakar, berbagai macam ikan
bakar hingga tempe tersedia. Masakannya mungkin biasa, tetapi bila mampu
menjadikan nuansa alun-alun kidul sebagai bumbu masakannya, tentu akan menjadi
luar biasa. Dengan konsep lesehan, umumnya warung makan di kawasan alun-alun
ini menjajakan makanan dengan harga tak mahal. Anda bisa kenyang dengan hanya
mengeluarkan Rp 5000,00 saja.
Sehingga
persebaran sektor kuliner di Alun-alun Kidul dapat dilihat cenderung
mengelompok pada bagian-bagian tertentu. Sektor kuliner banyak mengelopok di
bagian timur dan bagian barat alun-alun.
Di bagian timur yang menyajikan kuliner yang bertema lesehan sedangkan di
daerah barat cenderung pada jajanan-jajanan saja.
b.
Jasa
Penyewaan
Usai memanjakan
lidah, anda bisa mencoba atraksi yang dinamai Masangin, yaitu melewati jalan
antara dua beringin yang ada di tengah alun-alun dengan mata ditutup kain
hitam. Konon, jika orang mampu melewatinya dan tak serong atau menabrak maka ia
akan mendapat berkah tak terhingga. Tapi, jangan mencoba untuk mengintip, sebab
jika dilakukan anda akan masuk ke dunia lain. Anda akan mendapati alun-alun
dalam keadaan sepi dan sulit untuk kembali ke alam nyata lagi.Untuk mencobanya,
anda cukup menyewa kain hitam seharga Rp 3.000,00.
Anda juga bisa
berbincang dengan salah satu penyewa kain hitam bernama Albertus Harjo Suwito
yang telah menjadikan alun-Alun Kidul sebagai tempat mencari nafkah selama 30
tahun. Menurutnya, usaha persewaan kain hitam tak cuma bisnis tetapi juga
bentuk pelestarian budaya dan kepercayaan masyarakat jaman dahulu. Ritual
melewati dua pohon beringin yang disebutnya Ngalah Berkah itu bukanlah
takhayul, tetapi sebuah sarana untuk menghantarkan permohonan pada Tuhan.
Terkabul atau tidaknya tergantung pada Sang Kuasa.
Selain
itu banyak juga disewakan sepeda berbagai macam jenis, dari yang single,
tundem, roda tiga, becak mini, sampai roda empat yang kemudinya mirip kemudi
pada mobil dan semua kendaraan dilengkapi dengan lampu hias yang menempel di
rangka kendaraan, tampak sangat menarik dan kreatif.
Jadi dapat
dilihat, pada sektor jasa penyewaan permainan ini menyebar di berbagai tempat
di alun-alun. Sehingga sangat memudahkan para pengunjung untuk menikmati jasa
permainan yang menjadi hiburan di sana.
c.
Seni Budaya
Di waktu-waktu
tertentu, anda dapat melihat pagelaran wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad.
Namun, untuk melihatnya anda perlu persiapan karena umumnya wayang digelar
semalam suntuk. Anda juga dapat melihat persiapan para prajurit kraton untuk
merayakan Grebeg (perayaan memperingati Maulud Nabi). Di alun-alun inilah semua
prajurit berkumpul untuk melaksanakan gladi resik sehari sebelum perayaan dan berangkat
ke alun-alun utara pada hari perayaan.
Selain malam
hari, anda juga bisa mengunjungi alun-alun ini, tentu untuk menyaksikan sesuatu
yang berbeda. Anda bisa melihat gajah kraton di Kandang Gajah di siang hari
atau melihat pertandingan sepak bola anak-anak dan remaja sekitar alun-alun di
sore hari. Di pinggir alun-alun ini pula saat siang banyak pedagang klithikan
yang berjualan. Anda bisa berburu barang-barang antik di situ.
Pada sektor
ini, hanya pada waktu tertentu, sehingga persebarannya juga tidak memiliki
pengaruh yang besar dalam sektor ekonomi. Karena sektor ini hanya diadakan pada
waktu-waktu tertentu saja.
C.
Perkembangan
Kawasan Wisata
Dahulu
alun-alun kidul merupakan bagian dalam Keraton Yogyakarta, tapi saat ini
seiring dengan berkembangnya jaman, alun-alun kidul menjadi tempat yang terbuka
untuk umum dan dipergunakan sebagai salah satu obyek wisata yang khas
Jogjakarta. Pada siang dan malam hari banyak terdapat sajian kuliner kaki lima
yang khas. Jika siang hari dari mulai lontong sayur, sup buah, minuman tradisional dawet
atau cendol dan masih banyak pilihan lain. Sedangkan ketika
malam hari, semua berubah. Dari mulai jagung bakar, wedang ronde, dan
angkringan. Selain itu banyak juga disewakan sepeda berbagai macam jenis, dari
yang single, tundem, roda tiga, becak mini, sampai roda empat yang kemudinya
mirip kemudi pada mobil dan semua kendaraan dilengkapi dengan lampu hias yang
menempel di rangka kendaraan, tampak sangat menarik dan kreatif.
D.
Faktor
Pendorong Timbulnya Kegiatan Wisata
·
Fasilitas
kenyamanan
Pengunjung
yang berada di alun-alun kidul pasti akan merasakan sensasi yang berbeda dari
sensasi ketika mereka mengunjungi tempa-tempat wisata lain yang ada di
Yogyakarta misalnya ketika mereka ke Malioboro, pantai, dan lain sebagainya.
Karena, wisata di alun-alun kidul ini adalah suatu wisata yang dijamin menjaga
kenyamanan para pengunjung. Mulai dari kenyaman lokasinya yang berada di pusat
kota hingga kenyamanan ekonomi para pengunjung yang tidak perlu mengeluarkan biaya
besar untuk bisa memuaskan diri berwisata di sini.
·
Fasilitas
hiburan
Hiburan
yang disajikan di alun-alun kidul ini juga sangat bervariasi. Pengunjung dapat
berkunjung untuk hanya sekedar kongkow bareng
sambil menikmati suasana alun-alun kidul. Selain itu pengunjung juga dapat
melihat keindahan malam alun-alun kidul dengan banyaknya lampu hias yang
mengitari alun-alun. Serta melihat indahnya langit dengan taburan lampu terbang
yang diterbangkan oleh para pengunjung.
Atau bahkan bersepeda mengelilingi alun-alun kidul dengan iringan musik yang
mengalun.
·
Fasilitas
Kuliner
Jajaran
para pedagang kaki lima akan memanjakan lidah pengunjung yang datang ke sana.
Karena ada banyak menu yang di tawarkan untuk para pengunjung. Selain itu harga
yang ditawarkan sangat terjangkau sehingga sangat memikat hati para pengunjung
untuk dapat mencicipi kuliner yang tersedia didukung pula dengan suasana malam
yang dingin.
E.
Penutup
Kawasan Alkid merupakan sarana tempat hiburan yang
menarik dan perlu adanya suatu pengembangan fasilitas yang berkelanjutan agar
Alkid tetap diminati oleh para pengunjung dan makin bertambah. Pengembangan
fasilitas yang dimaksud adalah pengadaan toilet umum dan juga penataan lebih
lanjut tempat parkir agar tidak mengganggu para penikmat hiburan seperti sepeda
tandem dan kereta kayuh karena parkir yang ada kini malah mengakibatkan jalan
macet dan mereka tidak leluasa dalam menikmati jenis hiburan tersebut. Dalam
hal ini memang diperlukan perhatian pemerintah setempat agar kawasan wisata
Alkid dapat ditata lebih cantik lagi.
Demikian
yang dapat kami lampirkan dari hasil pengamatan kelompok kami. Ahir kata semoga
hasil pengamatan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang ingin mengamati
lebih jauh mengenai kawasan alun-alun kidul.
Komentar